Dont think to be the best... ButThink to do the best... whenever and wherever you are... do the best for a lot of people among you
"Man Arofa Nafsah Faqod Arofa Robbah" "Siapa yang kenal dirinya sendiri, dia udah kenal Tuhan-Nya"

Manusia Pra-Sejarah tidak mengenal Diet

Posted on Jumat, Oktober 18, 2013 by Akhmad Firdaus

Pernahkah Anda berpikir, mengapa nenek moyang kita yang tidak mengenal diet namun memiliki postur tubuh yang kuat berotot layaknya Brad Pitt di film Fight Club? Silahkan baca ulasan singkatnya pada artikel dibawah ini.
 
kala, nenek moyang manusia tampak seperti figur-figur pahlawan super yang kuat, langsing, berotot, serta mampu melompat menangkap mamalia dengan satu loncatan. Nenek moyang kita tidak pernah memikirkan diet sebagaimana kita, tetapi tubuh mereka padat dan kencang layaknya batu granit. Sedangkan kita? Manusia zaman sekarang sangat terobsesi diet, lebih dari obsesi paparazzi memburu para selebriti, dan tetap saja sebagian besar dari kita bertubuh lembek seperti yoghurt. Untuk mengetahui bagaimana tubuh manusia bermetamorfosis dari sekeras batu menjadi selunak spons, mari kita bahas bagaimana tubuh laki-laki dan perempuan pada zaman batu.
Pada zaman itu, konsumsi manusia terdiri dari buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, umbi-umbian dan daging binatang liar. Di masa itu, daging sapi yang mereka konsumsi memiliki kadar lemak sekitar 4-5%, tetapi berprotein tinggi. Sedangkan sapi komersil masa kini berkadar lemak 8-9 kali lipatnya karena diberi makan jagung untuk membuatnya gemuk dan rasanya lebih lezat. Nenek moyang kita memperoleh gula dari buah-buahan dan sarang lebah, mereka tidak terbiasa membawa segenggam besar permen manis berkalori kemana pun mereka pergi. Pada zaman dahulu, diperlukan banyak upaya untuk mendapatkan makanan. Jadi, lemak-lemak di tubuh terbakar secara natural melalui aktifitas fisik berburu dan mengumpulkan hasil alam.
definisi ‘mencari makan’ menurut nenek moyang kita meliputi berjalan kaki, berburu dan mengejar, bukannya membuka lemari pendingin mencari bungkusan puding di malam hari. Garam dan gula adalah barang langka di masa itu sehingga nenek moyang kita lebih banyak menyantap biji-bijian, sayuran dan daging. Daging memberi banyak protein, vitamin, mineral dan asam-asam lemak yang membantu mereka tumbuh tinggi dan menambah massa otot. Sementara makanan lainnya menyediakan nutrisi-nutrisi seperti glukosa, yaitu gula sederhana yang terkandung dalam buah-buahan dan karbohidrat kompleks dari makanan yang diperlukan untuk hidup, berkembang dan mendapatkan energi untuk beraktifitas.
Tubuh kita memiliki lebih banyak sistem yang mendukung penambahan berat badan daripada pengurangan bobot. Kita banyak meracuni sistem tubuh yang bisa menurunkan berat badan dan memperkuat sistem yang memperbolehkan penumpukan lemak, anatomi menjadi kacau dan mengubah tubuh menjadi mesin penyimpan lemak. Salah satu tujuan diet adalah memprogram ulang tubuh agar sistem-sistem internal bisa kembali pada masa ketika makanan manusia adalah binatang buas di alam liar, bukannya daging kambing guling berlumur mentega.
agrikultur yang mengawali peralihan sosiologis yang mempengaruhi cara hidup dan pola makan manusia hingga hari ini. Kita kini bisa memproduksi makanan, menyediakan apa saja yang kita inginkan, bukan yang
benar-benar dibutuhkan tubuh. Alih-alih membuat makanan yang menyehatkan tubuh sekaligus menggugah selera, kita malah menciptakan produk-produk yang ramah terhadap lidah, tetapi tidak baik bagi lingkar pinggang dan kesehatan. Mengontrol lemak dalam tubuh bukan berarti menjalani hukuman memakan brokoli seumur hidup, melainkan
mengajarkan tubuh untuk sedikit mengadopsi cara makan nenek moyang kita, secara natural dan otomatis. 
 

No Response to "Manusia Pra-Sejarah tidak mengenal Diet"